Melestarikan Kebudayaan Wayang Beber Ki Naladerma Kabupaten Pacitan

Foto : Rudhi Prasetyo melantunkan sulok ayat 6 dan Mas Tri Hartanto pewaris sah pusaka Wayang Beber 


LENSA NASIONAL | Pacitan - Dalam upaya menjaga kelestarian kebudayaan wayang beber yang berasal dari Kabupaten Pacitan, peneliti dan pemerhati budaya Kabupaten Pacitan bekerjasama dengan Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah XI Jawa Timur mengadakan diskusi publik di Golden Star Pantai Teleng Ria Pacitan. Jum'at (22/09/2023)


Nuryahman, dalam sambutannya mengatakan, “Wayang beber sudah ditetapkan sebagai harta warisan tak benda adalah menjadi tugas dan tanggung jawab kita bersama serta bagaimana kita menjaga dan merawat budaya tersebut.” ucapnya.


Sebagai Seni Pertunjukan Tradisional tentang Wayang Beber yang berasal dari Karang Talun, Desa Gedompol, Donorojo, Pacitan, merupakan pertujukan  warisan leluhur. Masyarakat desa setempat masih mengakui menghargai Wayang Beber sebagai warisan budaya. Hal ini dibuktikan dengan adanya upacara adat yang masih menggunakan ritual Wayang Beber, seperti: perkawinan, khitanan, mitoni (upacara usia tujuh bulan kandungan), dan ruwatan.


"Wayang itu terdiri atas enam gulungan, dilukis di atas kulit kayu atau kertas daluang yang sudah kelihatan usang  dan terobek pinggirnya serta warnanya kuning lusuh, disebabkan usianya diperkirakan lebih dari ratusan tahun." Ungkap Mas Tri Hartanto pewaris keturunan ke 14



Wayang Beber ini merupakan sebuah bentuk penceritaan yang populer berabad-abad seperti yang diperbincangkan Ma Huan seorang tokoh muslim cina utusan Kaisar Ming yang mengunjungi Jawa pada 1416. Sebagian masyarakat Pacitan percaya, Wayang Beber Pacitan dibuat pada 1614 saka berdasarkan kronogram yang dilukis pada jagong (adegan) 4 gulung 1, dibaca "Gawe Srabi Jinamah ing Wong". 


Kondisi wayang beber saat ini gulungan 1, 2 pada posisi jagong 1,2 dan 3 kondisinya sangat mengkhawatirkan dimana gulungan 1,2 sering digunakan untuk pertunjukan sehingga akan mudah hilang ataupun rusak sehingga akan mempengaruhi visual wayang beber itu sendiri.


Mas Tri sebagai pewaris wayang beber yang sah dengan adanya acara Paparan Analisis Ekosistem Pemajuan Kebudayaan Wayang Beber ini mengharap ikut andilnya pemerintah dalam melestarikan seni wayang beber dan menduplikasi pusaka wayang beber asli yang sudah usang dengan baik dan benar.


Di dalam Wayang Beber itu tersimpan sejarah dan legenda yang berkaitan dengan desa Karang Talun beserta masyarakat dan keluarga dalang Wayang Beber, tokoh Ki Naladerma mempunyai ikatan historis yang dipercaya dengan kerajaan besar Majapahit yang memancar jauh hingga ke pelosok Pacitan yang direpresentasikan melalui kesenian dan bukan suatu kebetulan bila dalam cerita Wayang Beber Pacitan juga terdapat tokoh penting yang bernama Ki Naladerma, yang bersama dengan Ki Tawang Alun, menjadi abdi Panji Asmara Bangun.



Sementara itu Kepala Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah XI Endah Budi Heryani menjelaskan bahwa ada 4 kegiatan yang difokuskan. “Kami sudah membukakan jalan untuk menduplikatkan wayang beber yang asli dan nanti anggarannya kita bantu karena dalangnya nanti juga akan dilakukan oleh beberapa dalang agar wayang beber tersebut lestari,” terangnya


Turmudi Kepala Dinas Pariwisata, Olahraga dan Budaya Kabupaten Pacitan yang hadir sangat berterimakasih kepada Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah XI dan apresiasi terhadap tim Analisis Ekosistem Pemajuan Kebudayaan Wayang Beber Pacitan serta berharap ke depan Pacitan secara kebudayaan ada satu akulturasi, ada kebudayaan tersendiri. (Ans) 


Posting Komentar

0 Komentar